A.
Makna
Dakwah
Islam adalah ajaran
Allah yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan
masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan
angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak diamalkan dalam kehidupan
manusia.[1]
Islam dan dakwah adalah
dua hal yang tak terpisahkan. Islam tidak akan mungkin maju dan berkembang,
bersyi’ar dan bersinar tanpa adanya upaya dakwah. Semakin gencar upaya dakwah
dilaksanakan semakin bersyi’arlah ajaran Islam, semakin kendor upaya dakwah
semakin redup pulalah cahaya Islam dalam masyarakat. Laisa al-Islam illa bi
al-da’wah, demikianlah sebuah kata bijak mengungkapkan. Ajaran Islam yang
disyi’arkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada
umumnya dan hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran.[2]
Makna-makna dakwah
dalam al-Quran diantaranya :
a. Dakwah
yang artinya do’a atau permohonan
وَإِذَا سَأَلَكَ
عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ
فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ
Artinya :
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah)
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengambulkan permohonan orang yang berdo’a
apabila dia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala
perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada
dalam kebenaran”
(Q.S Al-Baqarah [2] : 186)
b. Dakwah
yang artinya menyeru
وَاللهُ
يَدْعُوا إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَآءُ إِلَى صِرَاطٍ
مُّسْتَقِيمٍ
Artinya :
“Allah
menyeru manusia ke Darussalam (surga) dan menunjuki jalan yang dikehendaki-Nya
kepada jalan yang lurus” (Q.S Yunus [10] : 25)
c. Dakwah
yang artinya mengajak
قَالَ
رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي ...
Artinya :
“Yusuf
berkata : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan
mereka kepadaku...” (Q.S Yusuf [12] : 33)
M. Natsir mengungkapkan
bahwa :
Islam
adalah agama dakwah. Islam tidak memusuhi, tidak menindas unsur-unsur fitrah.
Islam mengakui adanya hak dan wujud jasad, nafsu, akal dan rasa dengan
fungsinya masing-masing. Dakwah dalam pengertian amar ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi
kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah
manusia sebagai makhluk sosial (makhluk ijtima’i).[3]
Perbedaan kata menyeru,
memohon, mengundang atau mengajak hanyalah pada penggunaan disesuaikan dengan
ayat atau kalam yang akan menjadi objek pembicaraan bunyi alat yang akan
disampaikan itu.[4]
Dakwah mempunyai arti seruan, secara istilah ialah menyeru kepada kebaikan dan
melarang kepada kemunkaran. Dakwah juga berarti suatu proses upaya mengubah
suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam atau
proses mengajak manusia kejalan Allah SWT, yaitu agama Islam.[5]
Basrah Lubis dalam
bukunya Pengantar Ilmu Dakwah mengungkapkan makna dakwah menurut Toha Yahya Umar[6] adalah :
Pengertian
dakwah bisa ditinjau secara umum dan secara khusus. Secara umum ialah suatu
ilmu yang berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian
manusia untuk menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat atau pekerjaan
tertentu. Sedangkan secara khusus ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana
kepada jalan yang benar sesuai perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan dunia dan akhirat. [7]
Oleh karena itu, dakwah
bukanlah suatu pekerjaan yang asal dilaksanakan sambil lalu, melainkan suatu
pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban bagi setiap pengikutnya. Allah SWT
berfirman:
ﻭﻟْﺘَﻜُﻦْ
ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣﱠﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ
ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥ
Artinya :
“Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan
mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.”
(Q.S
Ali Imran [3] : 104)
Dakwah merupakan
aktivitas yang sudah berlangsung sejak adanya peradaban manusia guna
menyemaikan ajaran-ajaran Islam. Dakwah tidak akan lepas dari kegiatan
komunikasi, bahkan dakwah identik dengan proses komunikasi meskipun mempunyai
perbedaan yang mendasar.
Adapun fungsi dakwah
adalah sebagai berikut[8] :
a.
Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam
kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat
Islam sebagai rahmatan lil’alamiin bagi seluruh makhluk Allah. Allah SWT
berfirman :
قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَهُكُمْ
إِلَهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنتُمْ مُّسْلِمُونَ
Artinya :
“Katakanlah :
“Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah : Bahwasannya Tuhanmu adalah
Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)”
(Q.S Al-Anbiya [21] : 108)
b.
Dakwah berfungsi melestarikan
nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya sehingga
kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi
berikutnya tidak terputus.
c.
Dakwah berfungsi korektif artinya
meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia
dari kegelapan rohani.
B. Landasan
Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam
Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia.
Sebaliknya tanpa dakwah Islam akan semakin jauh dari masyarakat dan selanjutnya
akan lenyap dari muka bumi. Dalam al-Quran banyak ayat yang secara implisit
menunjukan suatu kewajiban melaksanakan dakwah antara lain :
ادْعُ
إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ
سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya :
“Serulah
(manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu
Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan
Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.”
(Q.S An-Nahl [16] : 125)
Ayat tersebut selain
memerintahkan untuk berdakwah sekaligus memberikan tuntunan bagaimana cara-cara
pelaksanaannya yakni dengan cara yang baik yang sesuai dengan petunjuk agama.[9]
Allah SWT
berfirman :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ
لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ
بِاللهِ وَلَوْءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ مِّنْهُمُ
الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرَهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :
“Kamu adalah umat
yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan
mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman,
tentulah lebih baik bagi mereka diantara mereka yang beriman, dan kebanyakan
mereka adalah orang-orang yang fasik.” Q.S ali-Imran [3] : 110
Pada ayat
tersebut ditegaskan bahwa umat Muhammad SAW adalah umat terbaik dibandingkan
dengan umat-umat sebelumnya. Ditegaskan pula bahwa orang-orang yang
melaksanakan amr ma’ruf nahi munkar akan selalu mendapatkan keridhaan
Allah karena berarti mereka telah menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan
meluruskan perbuatan yang tidak benar kepada aqidah dan akhlaq islamiah.[10]
C.
Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan
pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman manajemen puncak
organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam
dimensi waktu tertentu. Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan
ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia
memiliki kualitas aqidah, ibadah serta akhlaq yang tinggi. Setiap usaha yang
dilakukan tentu mempunyai tujuan yang jelas, agar memperoleh hasil tertentu
atas usaha yang dilakukan, artinya ada nilai tertentu yang diharapkan
dapat tercapai. Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah sama
halnya diturunkannya ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk
membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi.[11]
Dalam proses
penyelenggaraan dakwah, tujuannya adalah merupakan salah satu faktor penting
dan sentral, karena pada tujuan itu dilandaskan segenap tindakan dakwah dan
merupakan dasar bagi penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta
langkah-langkah operasional dakwah.[12]
Makna lain dari tujuan
dakwah yaitu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, menunjuki
mereka kepada kebenaran sampai mereka mau menerimanya, sehingga mereka akan selamat
dari neraka dan murka Allah SWT. Mengeluarkan seorang yang kafir dari kegelapan
kekafiran kepada cahaya dan petunjuk, mengeluarkan seorang yang jahil dari
kegelapan kejahilan kepada cahaya ilmu dan mengeluarkan seorang yang bermaksiat
dari kegelapan kemaksiatan kepada cahaya ketaatan. Inilah maksud dari dakwah.[13]
Allah SWT berfirman :
اللهُ
وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّور..
Artinya :
“Allah
adalah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari
kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)...” Q.S
Al-Baqarah [2] : 257
Bisri
Afandi mengatakan dalam bukunya Beberapa Percikan Jalan Dakwah bahwa yang
diharapkan dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan
adil maupun aktual, baik pribadi, maupun keluarga, masyarakat, way of
thingking atau cara berpikirnya berubah atau cara hidupnya berubah menjadi
lebih baik. Yang dimaksudkan adalah nilai-nilai agama semakin dimiliki banyak
orang dalam segala situasi dan kondisi.[14]
Amrullah Ahmad, merumuskan
tujuan dakwah, adalah “untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan
tindakan manusia pada tataran individual dan sosio-kultural dalam rangka
terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan”[15]
Allah SWT berfirman :
ادْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ
بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ
أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ
أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu
dengan hikmah, dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan
cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang
sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat
petunjuk”
Q.S An-Nahl [16] : 125
Namun
secara umum tujuan dakwah dalam al-Quran adalah[16] :
a.
Menghidupkan hati yang mati. Allah SWT
berfirman :
يَاأَيُّهَا
الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا
يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ
وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya :
“Wahai orang-orang yang beriman!
Penuhilah seruang Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang
memberi kehidupan kepadam, dan ketahuilah bahwa seseungguhnya Allah membatasi
antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya hanya kepada-Nyalah kamu akan
dikumpulkan.” (Q.S
Al-Anfal [8] : 24)
b.
Untuk menyembah Allah SWT dan tidak
menyekutukan-Nya. Allah SWT berfirman :
وَالَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ
يَفْرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ اْلأَحْزَابِ مَن يُنكِرُ بَعْضَهُ
قُلْ إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ وَلآأُشْرِكُ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُوا
وَإِلَيْهِ مَئَابِ
Artinya :
“Orang-orang
yang telah Kami tinggalkan kepada mereka, bergembira terhadap kitab yang
diturunkan kepadamu, dan diantar golongan-golongan Yahudi yang bersekutu ada
yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah : Sesungguhnya kau hanya diperintah
dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru
(manusia0 dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (Q.S
Ar-Ra’d [13] : 36
c.
Mengajak dan menuntun ke jalan yang
lurus. Allah SWT berfirman :
ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ
تُشْرِكُونَ
Artinya :
“Dan
sesungguhnya jamu benar-benar menyeru mereka ke jalan yan lurus” (Q.S Al-Mukmin [40] : 73)
d.
Untuk menghilangkan pagar penghalang
sampainya ayat-ayat Allah ke dalam lubuk hati masyarakat. Allah SWT berfirman :
وَلاَيَصُدَّنَّكَ عَنْ ءَايَاتِ اللهِ
بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلاَتَكُونَنَّ مِنَ
الْمُشْرِكِينَ
Artinya :
“Dan janganlah
sekali-kalo mereka dapat menghalangimu dari (meyampaikan) ayat-ayat Allah,
sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan)
Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang
mempersekutukan Tuhan” (Q.S Al-Qashshas [28] : 87)
[1] Moh. Ali Aziz, Moh. Ali Aziz. 2004. Ilmu
Dakwah, Jakarta: Kencana, 54
[3] Nurwahidah Allimudin. 2007. “Konsep Dakwah dalam Islam,” Jurnal Hunafa,
Vol. 4, No.1. Maret, , 73
[4] Makhmud Syafe’i. Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi
Munkar. [Online] http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-MAKHMUD_SYAFE'I/DAKWAH_ISLAM_AMAR_MA'RUF_NAHYI_MUNKAR.pdf
(11 Desember 2012, pukul 20:55)
[6] Toha Yahya Umar merupakan rektor IAIN Jakarta periode
1970-1972 menggantikan Prof. Dr. Bustami A. Gani
[13] Al-Imam
Abdul Aziz bin Bazz Rahimahullah. 2010. Dakwah ke Jalan Allah dan Akhlaq
Seorang Da’i, terj. Abu Salma Al-atsari. Tim Pustaka Elba, 71
No comments:
Post a Comment