“Unsur-unsur
dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam kegiatan dakwah.
Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra
dakwah), maddah (materi dakwah), washilah (media dakwah), thariqoh
(metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).”
a.
Da’i (pelaku dakwah)
Da’i berasal dari bahasa arab sebagai isim fa’il
dari kata da’a-yad’u-da’watan yang berarti seorang laki-laki sebagai subjek
dakwah atau pelaku dalam menegakan dakwah. Sedangkan untuk perempuan lazim
digunakan istilah da’iyah.[2] Dengan
kata lain yang dimaksud da’i adalah “orang yang melaksanakan dakwah baik lisan
maupun tulisan atau perbuatan baik secara individu , kelompok atau berbentuk
organisasi atau lembaga”[3]
Dalam konteks
komunikasi, da’i sama dengan komunikator. Maka disebutlah dengan komunikator
dakwah. “Komunikator dakwah diakui sebagai orang yang shaleh. Perilaku dan
sikapnya menjadi salah satu sumber penilaian dan rujuan perilaku masyarakat.”[4]
b.
Mad’u (Mitra Dakwah atau Penerima
Dakwah)
Unsur dakwah
yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia
penerima dakwah, baik secara indivisu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang
beragama Islam maupun tidak.[5] Dalam
konteks komunikasi mad’u adalah komunikan, maka disebutlah dengan komunikan
dakwah. Komunikan dakwah (mad’u) memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada dua
potensi yaitu : kemampuan rasio dan kemampuan merasa.[6]
c.
Materi Dakwah
Maddah dakwah
atau materi dakwah merupakan masalah isi pesan atau materi yang disampaikan
da’i kepada mad’u. Akan tetapi ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah pada garis
besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut[7] :
1)
Aqidah yang meliputi ; Ilahiyat (berhubungan
dengan sifat dan dzat Allah), Nubuwat (berhubungan dengan sifat-sifat,
tugas dan urgensi para Nabi), Ruhaniyat (berhubungan dengan alam supra
natural seperti malaikat, jin) dan Sam’iyyat (berhubungan dengan
kehidupan di alam barzakh, surga, dan neraka)
2)
Syariah yang meliputi : Ibadah dan
Mu’amallah.
3)
Akhlaq yang meliputi : Akhlaq kepada
Khaliq, Akhlaq terhadap makhluk termasuk kepada diri sendiri.
d.
Media Dakwah
Di zaman kita
sekarang ini, sungguh Alloh azza wa Jalla lebih banyak mempermudah urusan
dakwah ini dengan berbagai sarana yang belum pernah ada sebelumnya. Urusan
dakwah di zaman ini jauh lebih mudah dengan berbagai sarana dan menegakkan
hujjah kepada manusia di zaman ini dapat dilakukan dengan berbagai media yang
beraneka ragam, seperti media penyiaran, televisi, cetak dan media-media
lainnya yang bermacam-macam.[8]
Dewasa ini
dakwah tidak hanya sekedar ceramah diatas mimbar yang bertempat di mesjid atau
mushola. Kecanggihan tekhnologi menjadikan dakwah semakin berkembang pesat
hingga bisa dirasakan hingga ke pelosok negeri. Hal tersebut menuntut para da’i
agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyeru kebaikan dan melarang kepada
kemunkaran.
Dakwah di zaman
yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern
pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi
zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran. Sekarang
ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan
teknologi modern. Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang
serba modern.
Dari segi
penyampaian dakwah dibagi tiga golongan[9] :
1)
The Spoken Words
(yang berbentuk ucapan)
Yang termasuk kategori ini ialah
alat yang dapat mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga;
disebut juga dengan the audio media yang biasa dipergunakan sehari-hari
seperti telepon dan radio.
2)
The Printed Writing
(yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah
barang-barang tercetak, gambar-gamabr tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat
kabar, majalah, brosur, pamflet dan sebagainya.
3)
The Audio Visual
(yang berbentuk gambar hidup)
Yang merupakan penggabungan dari
golongan diatas, yang termasuk didalamnya adalah film, televisi, radio, video
dan sebagainya.
e.
Metode Dakwah
Metode berasal
dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus
berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang
sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah
cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias
diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan seorang da’i untuk
menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai
tujuan tertentu.[10]
No comments:
Post a Comment