Kamu, puisiku yang bertepi pada dermaga sajak
Melarutkan sajak pada laut yang ber-syair
Menghanyutkan suara merdu hingga sumbang terdengar
Kau duduk pada nirmala
Bersenda gurau mengikuti rasa
Kamu, seperti ombak yang menerjang dan bertepi seketika
Tapi kini menjadi jurang
Hingga terperanjat dan sulit tuk bangkit
Kau niscaya cahya putih
Seketika menjadi gelap
Harum baumu melekat dan berubah busuk pun seketika
Kamu, seperti bunglon
Hingga buatku berhalusinasi
Buatku berimajinasi
Buatku bertuankan cinta
Aku takkan seperti pelangi yang setia menunggu hujan reda
Cukup bagiku melihat sinar dan gelapmu
Sangat cukup mencium harum dan busukmu
Sangat mudah melupakanmu!!
Bandung, 17/03/12
No comments:
Post a Comment