26 March 2013

Unsur-Unsur Dakwah



“Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang selalu ada dalam kegiatan dakwah. Unsur-unsur tersebut adalah da’i (pelaku dakwah), mad’u (mitra dakwah), maddah (materi dakwah), washilah (media dakwah), thariqoh (metode dakwah), dan atsar (efek dakwah).”
a.             Da’i (pelaku dakwah)
Da’i  berasal dari bahasa arab sebagai isim fa’il dari kata da’a-yad’u-da’watan yang berarti seorang laki-laki sebagai subjek dakwah atau pelaku dalam menegakan dakwah. Sedangkan untuk perempuan lazim digunakan istilah da’iyah.[2] Dengan kata lain yang dimaksud da’i adalah “orang yang melaksanakan dakwah baik lisan maupun tulisan atau perbuatan baik secara individu , kelompok atau berbentuk organisasi atau lembaga”[3]
Dalam konteks komunikasi, da’i sama dengan komunikator. Maka disebutlah dengan komunikator dakwah. “Komunikator dakwah diakui sebagai orang yang shaleh. Perilaku dan sikapnya menjadi salah satu sumber penilaian dan rujuan perilaku masyarakat.”[4]
b.             Mad’u (Mitra Dakwah atau Penerima Dakwah)
Unsur dakwah yang kedua adalah mad’u, yaitu manusia yang menjadi sasaran dakwah atau manusia penerima dakwah, baik secara indivisu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang beragama Islam maupun tidak.[5] Dalam konteks komunikasi mad’u adalah komunikan, maka disebutlah dengan komunikan dakwah. Komunikan dakwah (mad’u) memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Ada dua potensi yaitu : kemampuan rasio dan kemampuan merasa.[6]
c.              Materi Dakwah
Maddah dakwah atau materi dakwah merupakan masalah isi pesan atau materi yang disampaikan da’i kepada mad’u. Akan tetapi ajaran Islam yang dijadikan maddah dakwah pada garis besarnya dapat dikelompokkan sebagai berikut[7] :
1)        Aqidah yang meliputi ; Ilahiyat (berhubungan dengan sifat dan dzat Allah), Nubuwat (berhubungan dengan sifat-sifat, tugas dan urgensi para Nabi), Ruhaniyat (berhubungan dengan alam supra natural seperti malaikat, jin) dan Sam’iyyat (berhubungan dengan kehidupan di alam barzakh, surga, dan neraka)
2)        Syariah yang meliputi : Ibadah dan Mu’amallah.
3)        Akhlaq yang meliputi : Akhlaq kepada Khaliq, Akhlaq terhadap makhluk termasuk kepada diri sendiri.
d.             Media Dakwah
Di zaman kita sekarang ini, sungguh Alloh azza wa Jalla lebih banyak mempermudah urusan dakwah ini dengan berbagai sarana yang belum pernah ada sebelumnya. Urusan dakwah di zaman ini jauh lebih mudah dengan berbagai sarana dan menegakkan hujjah kepada manusia di zaman ini dapat dilakukan dengan berbagai media yang beraneka ragam, seperti media penyiaran, televisi, cetak dan media-media lainnya yang bermacam-macam.[8]

Dewasa ini dakwah tidak hanya sekedar ceramah diatas mimbar yang bertempat di mesjid atau mushola. Kecanggihan tekhnologi menjadikan dakwah semakin berkembang pesat hingga bisa dirasakan hingga ke pelosok negeri. Hal tersebut menuntut para da’i agar lebih kreatif dan inovatif dalam menyeru kebaikan dan melarang kepada kemunkaran.
Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini diperlukan metode yang canggih dan modern pula. Sebab jika tidak adanya keseimbangan antara metode dakwah dan kondisi zaman, maka materi dakwah yang disampaikan tidak sampai pada sasaran. Sekarang ini kita hidup di era yang disebut dengan era persaingan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Semua aspek kehidupan di jalankan oleh mesin-mesin robot yang serba modern.
Dari segi penyampaian dakwah dibagi tiga golongan[9] :
1)        The Spoken Words (yang berbentuk ucapan)
Yang termasuk kategori ini ialah alat yang dapat mengeluarkan bunyi. Karena hanya dapat ditangkap oleh telinga; disebut juga dengan the audio media yang biasa dipergunakan sehari-hari seperti telepon dan radio.
2)        The Printed Writing (yang berbentuk tulisan)
Yang termasuk didalamnya adalah barang-barang tercetak, gambar-gamabr tercetak, lukisan-lukisan, buku, surat kabar, majalah, brosur, pamflet dan sebagainya.
3)        The Audio Visual (yang berbentuk gambar hidup)
Yang merupakan penggabungan dari golongan diatas, yang termasuk didalamnya adalah film, televisi, radio, video dan sebagainya.
e.              Metode Dakwah
Metode berasal dari bahasa Latin yaitu methodus yang berarti cara. Dalam bahasa Yunani methodhus berarti cara atau jalan. Secara terminologis, metode adalah cara yang sistematis dan teratur untuk pelaksanaan suatu atau cara kerja. Dakwah adalah cara yang digunakan subjek dakwah untuk menyampaikan materi dakwah atau bias diartikan metode dakwah adalah cara-cara yang digunakan seorang da’i untuk menyampaikan materi dakwah yaitu Islam atau serentetan kegiatan untuk mencapai tujuan tertentu.[10]



[1] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 75
[2] Tata Sukayat. 2009. Quantum Dakwah. Jakarta ; PT. Rineka Cipta, 25
[3] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 75
[4] Bambang S. Ma’arif. 2010. Komunikasi Dakwah Paradigma Untuk Aksi. Bandung : Simbiosa Rekatama Media, 39
[5] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 90
[6] Bambang S. Ma’arif. Op.cit., 41
[7] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 94-95
[8] Al-Imam Abdul Aziz bin Bazz Rahimahullah. Op.cit., 33
[9] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 121
[10] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 121-122

No comments:

Post a Comment