26 March 2013

Dakwah Islam


A.    Makna Dakwah
Islam adalah ajaran Allah yang sempurna dan diturunkan untuk mengatur kehidupan individu dan masyarakat. Akan tetapi, kesempurnaan ajaran Islam hanya merupakan ide dan angan-angan saja jika ajaran yang baik itu tidak diamalkan dalam kehidupan manusia.[1]
Islam dan dakwah adalah dua hal yang tak terpisahkan. Islam tidak akan mungkin maju dan berkembang, bersyi’ar dan bersinar tanpa adanya upaya dakwah. Semakin gencar upaya dakwah dilaksanakan semakin bersyi’arlah ajaran Islam, semakin kendor upaya dakwah semakin redup pulalah cahaya Islam dalam masyarakat. Laisa al-Islam illa bi al-da’wah, demikianlah sebuah kata bijak mengungkapkan. Ajaran Islam yang disyi’arkan melalui dakwah dapat menyelamatkan manusia dan masyarakat pada umumnya dan hal-hal yang dapat membawa pada kehancuran.[2]
Makna-makna dakwah dalam al-Quran diantaranya :
a.    Dakwah yang artinya do’a atau permohonan
وَإِذَا سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي وَلْيُؤْمِنُوا بِي لَعَلَّهُمْ يَرْشُدُونَ

Artinya       :
“Dan apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengambulkan permohonan orang yang berdo’a apabila dia memohon kepada-Ku. Maka hendaklah mereka itu memenuhi segala perintah-Ku dan hendaklah mereka beriman kepada-Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran” (Q.S Al-Baqarah [2] : 186)

b.    Dakwah yang artinya menyeru
وَاللهُ يَدْعُوا إِلَى دَارِ السَّلاَمِ وَيَهْدِي مَن يَشَآءُ إِلَى صِرَاطٍ مُّسْتَقِيمٍ
Artinya       :
“Allah menyeru manusia ke Darussalam (surga) dan menunjuki jalan yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus” (Q.S Yunus [10] : 25)

c.    Dakwah yang artinya mengajak
قَالَ رَبِّ السِّجْنُ أَحَبُّ إِلَيَّ مِمَّا يَدْعُونَنِي ...
Artinya       :
“Yusuf berkata : Wahai Tuhanku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku...” (Q.S Yusuf [12] : 33)
M. Natsir mengungkapkan bahwa :
Islam adalah agama dakwah. Islam tidak memusuhi, tidak menindas unsur-unsur fitrah. Islam mengakui adanya hak dan wujud jasad, nafsu, akal dan rasa dengan fungsinya masing-masing. Dakwah dalam pengertian amar  ma’ruf nahi munkar adalah syarat mutlak bagi kesempurnaan dan keselamatan hidup masyarakat. Ini merupakan kewajiban fitrah manusia sebagai makhluk sosial (makhluk ijtima’i).[3]

Perbedaan kata menyeru, memohon, mengundang atau mengajak hanyalah pada penggunaan disesuaikan dengan ayat atau kalam yang akan menjadi objek pembicaraan bunyi alat yang akan disampaikan itu.[4] Dakwah mempunyai arti seruan, secara istilah ialah menyeru kepada kebaikan dan melarang kepada kemunkaran. Dakwah juga berarti suatu proses upaya mengubah suatu situasi kepada situasi lain yang lebih baik sesuai ajaran Islam atau proses mengajak manusia kejalan Allah SWT, yaitu agama Islam.[5]
Basrah Lubis dalam bukunya Pengantar Ilmu Dakwah mengungkapkan makna dakwah menurut Toha Yahya Umar[6] adalah :
Pengertian dakwah bisa ditinjau secara umum dan secara khusus. Secara umum ialah suatu ilmu yang berisikan cara-cara, tuntutan, bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia untuk menyetujui, melaksanakan suatu ideologi, pendapat atau pekerjaan tertentu. Sedangkan secara khusus ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai perintah Tuhan, untuk kemaslahatan dan kebahagiaan dunia dan akhirat. [7]

Oleh karena itu, dakwah bukanlah suatu pekerjaan yang asal dilaksanakan sambil lalu, melainkan suatu pekerjaan yang sudah menjadi kewajiban bagi setiap pengikutnya. Allah SWT berfirman:
ﻭﻟْﺘَﻜُﻦْ ﻣِﻨْﻜُﻢْ ﺃُﻣﱠﺔٌ ﻳَﺪْﻋُﻮﻥَ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺨَﻴْﺮِ ﻭَﻳَﺄْﻣُﺮُﻭﻥَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻌْﺮُﻭﻑِ ﻭَﻳَﻨْﻬَﻮْﻥَ ﻋَﻦِ ﺍﻟْﻤُﻨْﻜَﺮِ ﻭَﺃُﻭﻟَﺌِﻚَ ﻫُﻢُ ﺍﻟْﻤُﻔْﻠِﺤُﻮﻥ
Artinya            :
“Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma`ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.” (Q.S Ali Imran [3] : 104)
Dakwah merupakan aktivitas yang sudah berlangsung sejak adanya peradaban manusia guna menyemaikan ajaran-ajaran Islam. Dakwah tidak akan lepas dari kegiatan komunikasi, bahkan dakwah identik dengan proses komunikasi meskipun mempunyai perbedaan yang mendasar.
Adapun fungsi dakwah adalah sebagai berikut[8] :
a.         Dakwah berfungsi untuk menyebarkan Islam kepada manusia sebagai individu dan masyarakat sehingga mereka merasakan rahmat Islam sebagai rahmatan lil’alamiin bagi seluruh makhluk Allah. Allah SWT berfirman :
قُلْ إِنَّمَا يُوحَى إِلَىَّ أَنَّمَآ إِلَهُكُمْ إِلَهٌ وَاحِدٌ فَهَلْ أَنتُمْ مُّسْلِمُونَ
Artinya     :
“Katakanlah : “Sesungguhnya yang diwahyukan kepadaku adalah : Bahwasannya Tuhanmu adalah Tuhan Yang Esa, maka hendaklah kamu berserah diri (kepada-Nya)” (Q.S Al-Anbiya [21] : 108)
b.        Dakwah berfungsi melestarikan nilai-nilai Islam dari generasi ke generasi kaum muslimin berikutnya sehingga kelangsungan ajaran Islam beserta pemeluknya dari generasi ke generasi berikutnya tidak terputus.
c.         Dakwah berfungsi korektif artinya meluruskan akhlak yang bengkok, mencegah kemungkaran dan mengeluarkan manusia dari kegelapan rohani.

B.     Landasan Dakwah
Dakwah merupakan aktivitas yang sangat penting dalam Islam. Dengan dakwah, Islam dapat tersebar dan diterima oleh manusia. Sebaliknya tanpa dakwah Islam akan semakin jauh dari masyarakat dan selanjutnya akan lenyap dari muka bumi. Dalam al-Quran banyak ayat yang secara implisit menunjukan suatu kewajiban melaksanakan dakwah antara lain :
ادْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya :
“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S An-Nahl [16] : 125)

Ayat tersebut selain memerintahkan untuk berdakwah sekaligus memberikan tuntunan bagaimana cara-cara pelaksanaannya yakni dengan cara yang baik yang sesuai dengan petunjuk agama.[9]
Allah SWT berfirman :
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللهِ وَلَوْءَامَنَ أَهْلُ الْكِتَابِ لَكَانَ خَيْرًا لَّهُمْ مِّنْهُمُ الْمُؤْمِنُونَ وَأَكْثَرَهُمُ الْفَاسِقُونَ
Artinya :
“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah yang munkar dan beriman kepada Allah. Sekiranya ahli kitab beriman, tentulah lebih baik bagi mereka diantara mereka yang beriman, dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” Q.S ali-Imran [3] : 110

Pada ayat tersebut ditegaskan bahwa umat Muhammad SAW adalah umat terbaik dibandingkan dengan umat-umat sebelumnya. Ditegaskan pula bahwa orang-orang yang melaksanakan amr ma’ruf nahi munkar akan selalu mendapatkan keridhaan Allah karena berarti mereka telah menyampaikan ajaran Islam kepada manusia dan meluruskan perbuatan yang tidak benar kepada aqidah dan akhlaq islamiah.[10]

C.           Tujuan Dakwah
Tujuan merupakan pernyataan bermakna, keinginan yang dijadikan pedoman manajemen puncak organisasi untuk meraih hasil tertentu atas kegiatan yang dilakukan dalam dimensi waktu tertentu. Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah tujuan diturunkan ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas aqidah, ibadah serta akhlaq yang tinggi. Setiap usaha yang dilakukan tentu mempunyai tujuan yang jelas, agar memperoleh hasil tertentu atas usaha yang dilakukan, artinya ada nilai tertentu yang diharapkan dapat  tercapai.  Sebenarnya tujuan dakwah itu adalah sama halnya diturunkannya ajaran Islam bagi umat manusia itu sendiri, yaitu untuk membuat manusia memiliki kualitas akidah, ibadah, serta akhlak yang tinggi.[11]
Dalam proses penyelenggaraan dakwah, tujuannya adalah merupakan salah satu faktor penting dan sentral, karena pada tujuan itu dilandaskan segenap tindakan dakwah dan merupakan dasar bagi penentuan sasaran dan strategi atau kebijaksanaan serta langkah-langkah operasional dakwah.[12]
Makna lain dari tujuan dakwah yaitu untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya, menunjuki mereka kepada kebenaran sampai mereka mau menerimanya, sehingga mereka akan selamat dari neraka dan murka Allah SWT. Mengeluarkan seorang yang kafir dari kegelapan kekafiran kepada cahaya dan petunjuk, mengeluarkan seorang yang jahil dari kegelapan kejahilan kepada cahaya ilmu dan mengeluarkan seorang yang bermaksiat dari kegelapan kemaksiatan kepada cahaya ketaatan. Inilah maksud dari dakwah.[13]
Allah SWT berfirman :
اللهُ وَلِيُّ الَّذِينَ ءَامَنُوا يُخْرِجُهُم مِّنَ الظُّلُمَاتِ إِلَى النُّور..
Artinya            :
“Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman; dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman)...” Q.S Al-Baqarah [2] : 257
Bisri Afandi mengatakan dalam bukunya Beberapa Percikan Jalan Dakwah bahwa yang diharapkan dakwah adalah terjadinya perubahan dalam diri manusia, baik kelakuan adil maupun aktual, baik pribadi, maupun keluarga, masyarakat, way of thingking atau cara berpikirnya berubah atau cara hidupnya berubah menjadi lebih baik. Yang dimaksudkan adalah nilai-nilai agama semakin dimiliki banyak orang dalam segala situasi dan kondisi.[14]
Amrullah Ahmad, merumuskan tujuan dakwah, adalah “untuk mempengaruhi cara merasa, berpikir, bersikap, dan tindakan manusia pada tataran individual dan sosio-kultural dalam rangka terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan”[15]
Allah SWT berfirman :
ادْعُ إِلَى سَبِيْلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ بِالَّتِيْ هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَنْ ضَلَّ عَنْ سَبِيْلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ
Artinya            :
“Serulah manusia kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah, dan pengajaran yang baik dan berdebatlah dengan mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu, Dialah yang lebih mengetahui siapa yang sesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui siapa yang mendapat petunjuk” Q.S An-Nahl [16] : 125

Namun secara umum tujuan dakwah dalam al-Quran adalah[16] :
a.         Menghidupkan hati yang mati. Allah SWT berfirman :
يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا اسْتَجِيبُوا للهِ وَلِلرَّسُولِ إِذَا دَعَاكُمْ لِمَا يُحْيِيكُمْ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ يَحُولُ بَيْنَ الْمَرْءِ وَقَلْبِهِ وَأَنَّهُ إِلَيْهِ تُحْشَرُونَ
Artinya     :
“Wahai orang-orang yang beriman! Penuhilah seruang Allah dan Rasul, apabila dia menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadam, dan ketahuilah bahwa seseungguhnya Allah membatasi antara manusia dan hatinya dan sesungguhnya hanya kepada-Nyalah kamu akan dikumpulkan.” (Q.S Al-Anfal  [8] : 24)

b.        Untuk menyembah Allah SWT dan tidak menyekutukan-Nya. Allah SWT berfirman :
وَالَّذِينَ ءَاتَيْنَاهُمُ الْكِتَابَ يَفْرَحُونَ بِمَآ أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمِنَ اْلأَحْزَابِ مَن يُنكِرُ بَعْضَهُ قُلْ إِنَّمَآ أُمِرْتُ أَنْ أَعْبُدَ اللهَ وَلآأُشْرِكُ بِهِ إِلَيْهِ أَدْعُوا وَإِلَيْهِ مَئَابِ
Artinya     :
“Orang-orang yang telah Kami tinggalkan kepada mereka, bergembira terhadap kitab yang diturunkan kepadamu, dan diantar golongan-golongan Yahudi yang bersekutu ada yang mengingkari sebagiannya. Katakanlah : Sesungguhnya kau hanya diperintah dan tidak mempersekutukan sesuatu dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia0 dan hanya kepada-Nya aku kembali.” (Q.S Ar-Ra’d [13] : 36

c.         Mengajak dan menuntun ke jalan yang lurus. Allah SWT berfirman :
ثُمَّ قِيلَ لَهُمْ أَيْنَ مَاكُنتُمْ تُشْرِكُونَ
Artinya     :
“Dan sesungguhnya jamu benar-benar menyeru mereka ke jalan yan lurus” (Q.S Al-Mukmin [40] : 73)
d.        Untuk menghilangkan pagar penghalang sampainya ayat-ayat Allah ke dalam lubuk hati masyarakat. Allah SWT berfirman :
وَلاَيَصُدَّنَّكَ عَنْ ءَايَاتِ اللهِ بَعْدَ إِذْ أُنزِلَتْ إِلَيْكَ وَادْعُ إِلَى رَبِّكَ وَلاَتَكُونَنَّ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
Artinya     :
“Dan janganlah sekali-kalo mereka dapat menghalangimu dari (meyampaikan) ayat-ayat Allah, sesudah ayat-ayat itu diturunkan kepadamu, dan serulah mereka kepada (jalan) Tuhanmu, dan janganlah sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan” (Q.S Al-Qashshas [28] : 87)



[1] Moh. Ali Aziz, Moh. Ali Aziz. 2004. Ilmu Dakwah, Jakarta: Kencana, 54
[2] Ibid, 37
[3] Nurwahidah Allimudin. 2007. “Konsep Dakwah dalam Islam,” Jurnal Hunafa, Vol. 4, No.1. Maret, , 73
[4] Makhmud Syafe’i. Dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar. [Online] http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/M_K_D_U/195504281988031-MAKHMUD_SYAFE'I/DAKWAH_ISLAM_AMAR_MA'RUF_NAHYI_MUNKAR.pdf (11 Desember 2012, pukul 20:55)
[5] Wardi Bachtiar, 1997. Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta : Logos, 31
[6] Toha Yahya Umar merupakan rektor IAIN Jakarta periode 1970-1972 menggantikan Prof. Dr. Bustami A. Gani
[7] Makhmud Syafe’i. Loc.cit
[8] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 59
[9] Ibid., 38
[10] Ibid., 38-39
[11] Ibid., 60
[12] Abdul Rosyad Saleh, 1993. Manajemen Dakwah Islam. Jakarta: Bulan Bintang, 19
[13] Al-Imam Abdul Aziz bin Bazz Rahimahullah. 2010. Dakwah ke Jalan Allah dan Akhlaq Seorang Da’i, terj. Abu Salma Al-atsari. Tim Pustaka Elba, 71
[14] Moh. Ali Aziz. Op.cit., 60
[15] Ibid.
[16] Ibid., 62-63

No comments:

Post a Comment