15 February 2013

Puisiku yang Busuk

Kamu, puisiku yang bertepi pada dermaga sajak

Melarutkan sajak pada laut yang ber-syair

Menghanyutkan suara merdu hingga sumbang terdengar

Kau duduk pada nirmala

Bersenda gurau mengikuti rasa

Kamu, seperti ombak yang menerjang dan bertepi seketika

Tapi kini menjadi jurang

Hingga terperanjat dan sulit tuk bangkit

Kau niscaya cahya putih

Seketika menjadi gelap

Harum baumu melekat dan berubah busuk pun seketika

Kamu, seperti bunglon

Hingga buatku berhalusinasi

Buatku berimajinasi

Buatku bertuankan cinta

Aku takkan seperti pelangi yang setia menunggu hujan reda

Cukup bagiku melihat sinar dan gelapmu

Sangat cukup mencium harum dan busukmu

Sangat mudah melupakanmu!!

Bandung, 17/03/12

No comments:

Post a Comment